Minggu, 18 Agustus 2019

Review Materi 8 "Penyimpangan Seksualitas, Pencegahan, dan Solusinya"

Presentasi kelompok 8 ini menurut saya adalah presentasi paling beda. Di samping ada video animasi singkat sebagai teaser materi juga mekanisme presentasi dibuat berbeda. Di mana 7 kelompok di awal semua materi diberikan di awal lalu membahas pertanyaan dari teman-teman. Kelompok ini melakukan diskusi interaktif. Jadi pertanyaan diberikan saat sesi diskusi dan materi diberikan di akhir presentasi. Ide yang cemerlang menurut saya.

Diskusi berjalan sangat seru, bahkan diskusi belum mulai pun obrolan tentang materi ini sudah ramai. Mungkin total ada 500 obrolan.  Diskusi dimulai dengan membahas apa itu pengertian penyimpangan seksualitas. Penyimpangan seksualitas adalah penyimpangan seksual/ fantasi seksual yang tidak wajar terhadap benda, situasi, atau kelompok individu tertentu.

Dilanjutkan tentang bentuk-bentuk penyimpangan sosial. Dulu saya hanya tahu beberapa, seperti gay dan lesbian. Ternyata ada banyak lho bentuk penyimpangan seksual itu seperti:
1. Fedofilia (tertarik pada anak di bawah umur)
2. Geronontofilia (tertarik pada usia lanjut)
3. Infantofilia (tertarik pada bayi)
4. Zoofilia (tertarik pada binatang)
5. Froteurisme (Pengidap menggesek-gesekan kelaminnya di tempat umum)
6. Eksibisionisme (suka memperlihatkan alat kelaminnya)
7. Voyeurisme (suka mengintip misal di kamar ganti atau toilet)
8. Fetisisme (tertarik pada suatu benda seperti pakaian dalam)
9. Sadisme (suka menyiksa/menyakiti pasangan saat berhubungan seksual untuk kepuasan)
10. Masokis (merasa puas apabila dia disakiti oleh pasangan)

Adapun berbagai penyebab yang dibahas selama diskusi antara lain:
1. Iman dan takwa yang lemah (ada orang yang rajin beribadah hanya secara ritual saja, tetapi tidak meresapinya)
2. Trauma sewaktu kecil. Entah ia pernah mendapat pelecehan seksual ataupun melihat salah satu orang tuanya melakukan kekerasan seksual.
3. Pola asuh waktu kecil yang kurang tepat. Sewaktu diskusi kami disuguhkan suatu video yang berisi anak umur 8 tahun sudah mengalami disorientasi seksual. Bahkan hal tersebut didukung oleh orangtuanya karena anaknya terlihat bahagia. Naudzubillah.
4. Pengaruh lingkungan. Lingkungan ini tak bisa dipungkiri bisa menjadi penyebab penyimpangan seksualitas. Sekeras apapu kita mengikat anak kita pasti akan terpapar oleh lingkungan. Untuk itu kita harus membuat benteng yang kuat untuk anak kita, salah satunya dengan pemahaman agama.
5. Penggunaan media yang kurang tepat. Seperti yang dibahas pada diskusi kelompok selanjutnya media bisa menjadi sangat berpengaruh.
6. Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh (faktor ini sangatlah kecil)

Pencegahan yang bisa dilakukan kita antara lain:
1. Kedekatan orangtua dengan anak
2. Pemahaman agama kepada anak. Tidak hanya menjalani ibadah ritual saja, tetapi harus dipahamkan kepada anak apa esensi dari beribadah.
3. Menjaga pergaulan anak. Berusaha memberikan lingkungan yang baik kepada anak.
4. Penggunaan gadget secara bijak. Orangtua bisa berperan dalam penggunaan gadget oleh anak.
5. Diadakan seminar, kajian LGBT di sekolah-sekolah
6. Adanya undang-undang yang melarang LGBT di Indonesia. Selain peran orangtua, pemerintah juga sangat berperan dalam kasus ini.
7. Jika anak mengalami pelecehan seksual, upayakan untuk mendapat penanganan dengan tepat. Kenapa? karena pelaku LGBT adalah korban pelecehan seksual yang tidak tertangani dengan baik dan tumbuh sebagai pelaku.

Satu lagi yang menjadi pembahasan, yaitu solusi. Solusi yang paling penting menurut saya adalah dari tataran keluarga. Dimulai dari membangun kedekatan orangtua dan anak. Selanjutnya ayah dan ibu melakukan peran seperti fitrahnya masing-masing, seperti yang sudah dibahas pada diskusi sebelumnya. Peran ayah dan ibu ini sangat penting salah satunya memberikan pendidikan agama kepada anak. Karena susungguhnya pendidikan agama anak ini adalah tanggung jawab orang tua. Bukan tanggung jawab pihak kedua seperti sekolah ataupun pengasuh.

Setelah dipaparkan semuanya baik kasus, materi, pencegahan, solusi, semakin membuat saya sadar bahwa ini adalah sebuah 'perang'. Kita, para orang tua dituntut untuk menyiapkan anak kita agar bisa berperang melawan LGBT di zamannya kelak. Zaman sekarang saja sungguh sangat ngeri, apalagi zaman anak kita kelak. Siapkan amunisi berupa pendidikan agama dan jangan lupa selalu berdoa kepada Allah karena sebaik-baik penjaga adalah Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar