Kamis, 08 Agustus 2019

Review Materi 1 "Pemahaman Perbedaan Gender"

Game level 11 telah tiba. Materi yang dibahas semakin menarik dan seru, yaitu fitrah seksualitas. Sekilas yang saya paham tentang pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas ini dilakukan sejak bayi lahir ke dunia. Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki maupun perempuan sejati.

Gender vs Seks

Gender itu adalah apa yang tampak sebagai maskulinitas atau feminitas. Sedangkan seks adalah pembagian dua jenis kelamin berdasarkan kromosom yaitu kromosom X dan Y. Sehingga tampak ciri yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Yakni laki-laki memiliki jakun, skrotum, penis, dan menghasilkan sperma. Sedangkan perempuan mempunyai rahim, sel telur, mengalami haid.

Seorang laki-laki tidak 100% memiliki sifat maskulin, akan tetapi ia juga memiliki sisi feminis. Bayangkan saja jika seorang laki-laki hanya berfikir menggunakan otak tanpa perasaan. Hmmmm... Nah, berapa presentase feminis pada laki-laki ditentukan oleh seberapa besar peran ibu dalam pengasuhannya. Begitu juga dengan maskulinitas pada perempuan.

Gender dalam Pandangan Islam

Persamaan laki-laki dan perempuan dalam Islam adalah sama-sama memiliki kewajiban beribadah kepada Allah dan memperoleh pahala. Adapun perbedaannya adalah dalam hal kodrat, syariat (penetapan hukum waris, kedudukan laki-laki, nilai dalam persaksian). Namun, keduanya saling melengkapi dan bersinergi, bukan saling berkompetisi siapa yang paling hebat.

Fitrah Laki-laki dan Perempuan

Laki-laki dan perempuan memiliki fitrah yang berbeda. Laki-laki memiliki sifat yang lebih tegas dan keras karena fitrahnya sebagai pemimpin dan penjaga keluarga dari gangguan. Sedangkan perempuan memiliki sifat yang didominasi oleh perasaan karena fitrahnya dalam merawat mendidik anak dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Efek Gender dengan Perkembangan Anak

Fitrah seksualitas ini harus dijaga agar tidak terjadi penyimpangan di kemudian hari. Agar tidak terjadi penyimpangan, peran orang tua, ayah dan ibu sangat diperlukan. Sosok ayah dan ibu harus hadir dalam setiap perkembangan anak. Sejak lahir hingga akil baligh yaitu 0-15 tahun. Sosok ayah dan ibu ini harus hadir sesuai dengan porsinya, tidak lebih atau tidak kurang agar maskulinitas dan feminitas tumbuh sesuai porsinya. Idealnya, laki-laki memiliki sifat maskulinitas 70% dan feminisme 30%, sebaliknya dengan perempuan. Peran keluarga dalam pendidikan fitrah seksualitas ini sangat penting. Jangan sampai anak mendapatkan informasi dari luar yang kurang tepat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar