Jumat, 09 Agustus 2019

Review Materi 2 "Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini"

Bismillahirrohmanirrohim..


Materi kedua ini jatahnya kelompok kami yang mempresentasikan materi. Senengnya mendapat giliran awal adalah cepat selesai, tidak terbebani lagi. Tantangannya adalah waktu yang mepet. But it's okay..kami sudah melaluinya dengan sangat baik menurut saya. Selamat untuk kelompok 2. Big applause...

Setelah materi pertama membahas gender dan sex. Giliran kelompok kami membahas pendidikan fitrah seksualitas sejak dini. Sewaktu saya mencari materi di internet. Jarang sekali ditemukan hal yang berkaitan dengan pendidikan fitrah seksualitas tetapi kebanyakan lebih menyebut dengan pendidikan seks. Hmm...padahal pendidikan fitrah seksualitas itu lebih luas cakupannya lho. Meskipun begitu ada yang bahasannya sesuai dengan materi ini.

Pendidikan fitrah seksualitas itu harus dan wajib diajarkan sejak lahir lho. Misalnya bayi perempuan, pakaikan aksesoris perempuan. Bayi laki-laki pakaikan baju dan aksesoris laki-laki. Jangan sampai memakaikan bando ke anak laki-laki walaupun itu hanya lucu-lucuan. It's a big no yaaaa, karena akan mencederai fitrahnya. Kemudian, semakin besar ajarkan ia rasa malu, ajarkan apa itu aurat, pahamkan bahwa ia adalah laki-laki atau perempuan. Sehingga di usia 3 tahun anak sudah paham dengan fitrah gendernya.

Kenapa sih harus dikenalkan sejak dini?

Agar anak tumbuh sesuai dengan fitrah seksualitasnya dengan paripurna. Bila ia laki-laki maka ia akan tumbuh dengan maskulinitas yang lebih dominan. Ia akan menjadi orang yang tanggung jawab serta tegas sesuai fitrahnya. Apabila ia perempuan, ia akan tumbuh dengan feminitas yang dominan. Ia akan mampu untuk mendidik anaknya serta berperilaku dengan lembut. Kalau menurut buku Fitrah Based Education. Seorang laki-laki sebaiknya memiliki 70% maskulinitas dan 30% feminitas. Berlaku sebaliknya untuk perempuan.

Selain itu, agar tidak ada penyimpangan seksualitas di kemudian hari. Kasus seperti ini sudah banyak sekali terjadi di masa ini. Fisiknya laki-laki tapi melambai, kasus transgender, homo, lesbian, pernikahan sesama jenis.

Peran keluarga dalam pendidikan fitrah seksualitas sangat penting. Sosok ayah dan ibu harus hadir dalam setiap perkembangan anak sampai akil baligh. Dalam buku FBE dijelaskan sampai usia 2 tahun anak harus dekat dengan ibunya. Usia 3-6 tahun harus dekat dengan keduanya. Umur 7-10 anak laki-laki dekatkan dengan ayahnya, perempuan dengan ibunya. Lalu usia 11-14 laki-laki dekatkan dengan ibunya dan sebaliknya. Bila ayah atau ibu tak bisa membersamai anak, misalnya karena meninggal atau single parent, maka tetap hadirkan sosok ayah atau ibu. Bisa dengan kakeknya, pamannya, tantenya, neneknya, atau gurunya.

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mendidik fitrah seksualitas sejak dini di rumah antara lain:
1. Mengenalkan rasa malu
2. Mengenalkan aurat
3. Memisah kamar anak dengan orang tua (sesuai dengan perintah agama, salah satunya menjaga psikologis anak agar tidak terganggu karena tidak sengaja melihat orangtuanya berhubungan suami istri)
4. Memisah kamar anak laki dengan perempuan. Juga anak laki dengan laki dan perempuan dengan perempuan.
5. Meminta izin saat mau masuk ke kamar orangtua. Terutama di 3 waktu yaitu setelah fajar, setelah dzuhur, dan setelah Isya.

Sewaktu diskusi tadi seru sekali membahas pisah kamar dengan anak. Suatu tantangan sendiri memang berpisah kamar dengan anak. Selain harus menyiapkan kamar  yang butuh biaya juga memerlukan 'ketegaan'. Kalau saya sendiri, karena anak masih 2 tahun 4 bulan, masih tidur bersama. Lagipula anaknya masih minum ASI. Jadi PR nya lebih ke bagaimana menyapih dengan cinta lebih dahulu.

Selama ini saya membiasakan anak untuk berpakaian sopan seperti tidak memakai kaos dalam saja saat bermain keluar rumah meskipun kepanasan, memakai baju renang kalau berenang, juga mengenalkan rasa malu dan aurat. Meskipun anaknya belum paham 100%. Sejauh ini dia bisa membedakan mana yang cantik, yang berarti perempuan dan mana yang ganteng, yang berarti itu laki-laki. Meski begitu, ada juga PR nya. Bismillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar