Rabu, 14 Agustus 2019

Review Materi 6 "Pengaruh Media terhadap Fitrah Seksualitas"

Sejauh mana kaitan media dan fitrah seksualitas? Dari paparan kelompok 6 kemarin, media dan fitrah seksualitas itu sangat berkaitan. Media berperan penting dalam perkembangan fitrah anak. Di satu sisi kita sangat terbantu dengan adanya media untuk berkomunikasi. Adanya telepon, video call, WA, sangat berguna bagi para keluarga yang menjalani Long Distance Marriage (LDM). Tapi, media ini bisa seperti pedang bermata dua. Bagi orang-orang yang tidak bijak memanfaatkannya media akan menjerusmuskan ke lubang gelap. Seperti kasus yang dicontohkan oleh kelompok kemarin. Ada siswa-siswi SD yang beramai-ramai membuat video berkonten pornografi. Di era sekarang, semua dapat diakses melalui handphone (HP). Naudzubillah..

Zaman orangtua kita dulu sebenarnya pun ada kasus seperti hamil di luar nikah. Walaupun zaman dahulu perkembangan media tidak semaju sekarang. Kenapa hal itu bisa terjadi? Perkembangan teknologi memang menjadi salah penyebab, namun yang lebih utama adalah bagaimana para penggunanya memanfaatkan. Kita tidak bisa mengelak dari perkembangan teknologi yang begitu cepat. Tapi kita bisa membentengi kita dan anak-anak kita dengan iman dan tuntaskan perkembangan fitrahnya.

Dari diskusi kemarin banyak juga dibahas mengenai penggunaan gadget pada anak. Saya dulu menentang penggunaan gadget pada anak. Tapi, semakin anak besar, ia semakin penasaran kenapa orangtuanya selalu memegang yang namanya gadget. Akhirnya sekali dua kali diberikan. Namun, saya menyadari efek yang ditimbulkan meskipun saya hanya memberikan maksimal 2 jam per hari. Anak jadi lebih sering tantrum dan lebih sering teriak-teriak. Keputusan untuk tidak memberikan gadget ini tidak bisa saya lakukan sendiri. Kedua orangtua harus terlibat semuanya. Orangtua harus rela puasa gadget demi anak agar tidak melihat orangtuanya main gadget. Selain itu anak harus disibukkan dengan diajak bermain, bernyanyi, dan membaca buku. Kuncinya ada pada orangtuanya.

Memberikan gadget pada usia yang tepat tentu juga akan membantu kita melindungi si anak sendiri. Tentu tidak bijak memberikan anak gadget dengan fasilitas internet kepada anak usia 7 tahun tanpa pengawasan. Kalau saya sendiri  lebih setuju kepada memberikan gadget ketika anak sudah mengerti batasan-batasan apa yang boleh dia lakulan dan tidak lakukan. Tetap saja saya harus mengecek historinya juga isi sosial medianya.

Membaca maraknya kasus pornografi usia dini dari kelompok 6 kemarin membuat saya sadar kita sebagai orangtua harus banyak-banyak belajar serta berusaha lebih untuk memberikan amunisi-amunisi terbaik kepada anak untuk berjuang di zamannya. Bismillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar