Kamis, 22 Februari 2018

Terdzalimi Asuransi

Sebelum menikah suami mengikuti sebuah asuransi. Kemudian setelah menikah lalu mengetahui hukum asuransi dalam Islam maka suami berniat mencabut asuransi tersebut. Waktu itu prosesnya mudah menurut saya. Suami hanya ke kantor cabang kemudian diproses dari sana. Polis yang sudah disetorkan pun bisa diambil. Entah utuh atau tidak saya lupa.

Pagi tadi tiba-tiba suami terkejut karena mendapat sms yang isinya ada transaksi autodebet untuk polis asuransi tersebut. Lah..sudah berhenti dari tahun 2016 kok tiba-tiba ada autodebet lagi. Langsung suami telepon CS bank tersebut, lalu disambungkan dengan pihak asuransinya.

Setelah dicek, ternyata asuransinya masih aktif. Belum dicabut. Lah. Lalu suami ditanyai bagaimana dulu proses cabutnya. Suami menjelaskan, "Dulu saya ke kantor cabang, lalu diurus oleh orang asuransinya. Katanya mau difollow up ke pusat. Nanti saya disuruh menunggu telepon dari marketingnya. Beberapa hari kemudian ada orang bank yang telepon membicarakan pemutusan asuransi".  Pihak marketingnya lalu bilang bahwa seharusnya suami yang mengurus ke pusat. Polis tidak bisa dicabut di kantor cabang. Atau menelepon orang marketingnya. Lalu intinya polis yang sudah tersetor selama 2016-2018 tidak bisa diambil karena polisnya beda, karena belum 5 tahun.

Nah kaaan diputer-puter. Orang dulu aja belum 5 tahun bisa diambil. Ya jelas polisnya sama dengan yang dulu lah. Ora g gak diutak atik. Kita aja malah baru nyadar kalau selama ini ter-autodebet buat polis. Oiya, suami juga tanya, kenapa baru ada sms autodebet sejak 2018 ini kalau ternyata 2 tahun kmrn juga iya. Kata marketingnya, karena sms itu ada ketika memasuki tahun pertama dan keempat. Lah...orang di tahun kedua aja dapet sms. Bingung kan. Sampai disitu pihak asuransinya tetep kekeuh suami yang salah. Kita emosi.

Lalu closing statement suami ke amarketing asuransinya, "Mbak..kalau memang pihak banknya yang salah yaudah minimal minta maaf kek. Saya sih ga masalah uangnya ga bisa diambil. Toh mbak yang MAKAN UANG HARAM."

Telepon ditutup lalu suami bilang, "pencuri"
"Iya mas, pencuri berdasi."

Sik sabar, rejeki iso digoleki meneh sik penting awak dhewe ora terjebak riba.

Lesson learned:
Jangan ikut asuransi yak..daftarnya gampang keluarnya susah. Ribet. Ikut asuransi sama Allah aja..

Tangerang, 22 Februari 2018

Rabu, 07 Februari 2018

Dear Husband...(2)

Sayang...
Kalau mengingat-ingat jaman SMA kita pasti rusuh..
Mas pasti selalu memutarbalikkan fakta, hehe...pasti bilang adek yang ngejar2 mas 🤔
Padahal kan dulu mas pernah bilang pertama kali suka adek pas kelas 2 SMA, waktu itu adek gak sengaja main ke kelas mas, trus ada yang kesengsem gituu..
Waktu itu adek cuma tau namanya mas aja, eh tau orangnya juga ding tapi kita belum saling kenal.
Habis itu kita diakrabkan karena satu tim panitia bola voli di acara SMA.
Waktu itu adek tau kalo mas orangnya baik, tenang kalau ada masalah gak kayak adek yang selalu panikan, pokoknya enak dijadiin teman..
Trus kelas 3 sekelas, nah drama dimulai. Karena sedikit bumbu2 cerita seorang teman, aku mulai menjauh dari mas, takut mas suka, PD banget yak..hahaa..
Tapi ada satu kejadian yang bikin adek nyesss banget..
Waktu itu adek sekamar dihukum sama pamong graha gara2 telat upacara, lalu disuruh merangkum amanat pembina upacara.
Lah gimana mau merangkum lha wong upacara aja kita gak ikut (waktu itu kita disuruh upacara di graha).
Pas di kelas semua teman, kecuali mas aku tanya dan semua jawab udah lupa sama amanat pembina upacara.
Akhirnya menurunkan gengsi, trus tanya sama mas..
Mas jawab mau bantuin. Dan ternyata ga cuma bantuin. Mas tulis amanat pembina upacara lengkap di selembar kertas. Masya Allah..aku malu mas dulu..udah sebel sama mas tapi mas tetep baik.
Tapi itu belum suka sama mas..hehe

Singkat cerita, adek kuliah di Jogja mas di Cepu. Ketemu di Jogja cuma 3 kali. Pertama ketemu biasa sama teman2, kedua ada yang nembak trus aku tolak gitu deh, yang terakhir ketemu saat wisuda teman kita. Itu juga belum suka. Cuma yang terakhir udah degdegser..wkwkwk..kenapaaa jugaa ketemu lagi sama orang ini. Aku kan malu pernah nolak. Haha.. Gitu pikirku dulu.

Setahun berlalu setelah ketemuan terakhir, adek kerja di Magelang, Mas di Tangerang. Tiba2 ada pesan masuk via Whatsapp. Lanjutlah kita mengobrol sana sini. Pembicaraan pun semakin serius lalu adek bilang, "Kalau mau serius datanglah ke rumah, bilang sama orangtua."

Tidak sampai sebulan mas pun datang ke rumah dan meminta izin untuk menjalin hubungan yang serius kepada orangtuaku.
Yak..di sinilah titik awal adek jatuh cinta sama mas..
Melihat keseriusan mas..
Melihat keberanian mas datang sendiri ke rumah..
Dan yang pasti, rasa ke adek yang tidak berubah sejak SMA, meskipun jalan berliku..

Sayangku...
2 tahun lebih kita hidup sama2..
Mas membuktikan bahwa mas menjadi imam yang baik buat adek..
Sejak sama mas adek merasa lebih dekat sama Allah..
Adek juga merasa hubungan adek ke orangtua adek jauh lebih baik..
Mas selalu bilang kalau adek itu ibu yg baik buat Qiyya pas adek merasa lelah, penat mengurus rumah seharian..
Mas selalu berusaha mencukupi kebutuhan kami dengan sebaik baiknya..bekerja sangat keras sampai adek yg marah2 kalau mas kurang istirahatnya..
Mas selalu mengutamakan kami, kata Mas, "Yang penting ibuk sama Qiyya bahagia."
Mas selalu sabar sama adek, meskipun adek belum pandai mengurus rumah, belum pandai mengurus Qiyya, masak juga kadang gagal, tapi mas selalu sabar.. selalu bilang, "Ibuk kan ahlinya Qiyya, di rumah yang paling pinter masak kan ibuk."
Mas selalu sabar kalau adek mulai ngambek, gak pernah marah, dipeluk2, dicium2..
Walaupun mas lelah kerja seharian mas juga masih mau bantuin kerjaan rumah, meskipun nungguin adek minta tolong dulu. Tapi adek suka gak tega...

Mas itu kebanggaan adek sama Qiyya..
Tiap kali di rumah ibuk ingat mas, "Oh ayah ga suka kalau ibuk kayak gini, berarti jangan dilakukan." Dan sebaliknya..

Kalau misalnya waktu diulang adek tetep mau milih mas jadi suami adek.

Maafkan adek ya yang kadang masih suka kekanakan, terlalu baper, dan suka mewek..
Jangan pernah lelah membimbing istrimu ini yaa..
Semoga kita menjadi keluarga yang tak pernah lelah berusaha menggapai surgaNya..

Love you.. 😚😚😚

Selasa, 06 Februari 2018

Dear Husband...(1)

Dear husband..

Beritahu aku apa yang harus aku lakukan..

Apa yg harus aku lakukan ketika aku cemburu pada gadget yang selalu kau bawa kemana2, yang setiap saat di sampingmu, tidur pun masih menyala?
(Kenapa harus cemburu toh itu hanya gadget. Iyasih. Tapi..tapi..tapi..)

Apa yg harus aku lakukan ketika aku sedang berbicara padamu, tiba2 gadgetmu berdering, lalu kau tenggelam dalam percakapan dunia maya dan aku akhirnya bicara sendiri?

Apa yg harus aku lakukan ketika aku menunggumu pulang setelah seharian berkutat dengan pekerjaan..lalu setelah ditunggu beberapa lama tak kunjung pulang..sayaang..betapa aku merindukanmu, ingin segera membagi kisah hari ini, ingin segera memelukmu supaya hilang penatku..
(Pleaseee..cepat kasih kabar kalau pulang telat biar aku tak terlalu menunggumu, menunggu itu berat)

Apa aku terlalu tergantung padamu? Aku tidak mandiri? Sedikit2 minta bantuan..sedikit2 minta ini sedikit2 minta itu..aku harus bagaimana?

Minggu, 04 Februari 2018

He is you

Dia yang tak pernah bilang I love you secara langsung, lewat WA atau telepon maunya.

Dia yang tiap hari Jumat selalu bertanya, "udah baca Al Kahfi sayang? Yuk baca bareng kalo belum."

Dia yang tiap malem sebelum tidur selalu bertanya, "udah baca Al Mulk sayang?"

Dia yang selalu cium minimal 3 kali sebelum berangkat kerja.

Dia yang tidak pernah menolak saat dimintai pijit istrinya meskipun dia bekerja seharian.

Dia yang ketika makan lauknya tinggal sebiji pasti bilang, "buat adek aja, mas tadi udah banyak."

Dia yang selalu bilang, "Disyukuri dulu ya."

Dia pernah bilang, "Makasih ya udah sabar sama Mas" saat dia merasa kurang mencukupi kebutuhan keluarga, padahal itu udah cukup menurutku.

Dia yang selalu menasehati, "Ibuk yang sabar ya sama Qiyya, kan ibuk ahlinya, kalau ibuk pusing apalagi ayah" langsung tambah mewek lah saya.

Dia juga sering menasihati, "Kalau sama orang harus berbuat baik."

Dia yang mengajarkanku agar selalu positif thinking, misalnya.. "Alhamdulillah yaa..cuciannya banyak berarti masih banyak baju yang kita pakai." Padahal aku udah mau marah2. Ga jadi marah jadinya.

Dia yang masih ngasih uang saku ke istrinya padahal tiap bulan udah ditransfer 😙

Dia yang tidak pernah marah walaupun rumah berantakan.

Dia juga tidak pernah marah kalau istrinya belum sempat memasak. Malah ditawari, mau dibelikan apa.

Masih banyaaaak dan adek bersyukur Mas pilih jadi istrimu. Salah satu cara meredam emosiku saat marah sama Mas adalah dengan cara mengingat ingat betapa sabarnya Mas sama adek. Kalau mas aja ga pernah marah kenapa aku harus marah kalau Mas salah? Iyaaa kaaan?
Love you sayaang..
Sehidup sesurga yaaa 😚😚😚😚😚