Kamis, 20 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 15

Siang tadi Qiyya agak rewel. Dia mengantuk tapi ga mau tidur. Ndilalah ayahnya mau keluar sebentar  mau potong rambut. Qiyya pun pengen ikut. Qiyya ikut  saya pun harus ikut. Kami pun siap-siap.

Selesai siap2, Qiyya tambah mengantuk. Saya bilang, "Qiyya ndak usah ikut ayah yaa..di rumah aja bobok sama ibuk." Dia bilang, "Emoh..mau itut, maik mobing." (Mau ikut  naik mobil). Memang yaa..kalau sudah janji sama anak harus ditepati.

Yasudah, akhirnya kami ikut. Berangkatlah kami.. alhamdulillah di tengah jalan Qiyya anteng, ngantuk..hehe.. Selesai potong rambut, langsung menuju rumah. Qiyya akhirnya mau bobo..

Selama 15 hari melakulan tantangan komunikasi produktif dengan anak, saya jadi lebih banyak belajar. Belajar untuk bersabar, belajar merangkai kata agar yang dikatakan adalah kalimat yang efektif, dan tentunya belajar lebih memahami anak. Semoga kedepan bisa konsisten menggunakan komunikasi yang produktif kepada anak

Rabu, 19 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 14

Percakapan saya dan qiyya pagi ini ketika memasak. Saya (S) dan Qiyya (Q)

S: "Qiyya, ibuk mau ambil daun jeruk sama serai di depan, Qiyya tunggu disini atau ikut.."

Q: "Itut."

S: "Oke.."

Beberapa saat kemudian..

S: "Ibuk dah selesai, masuk yuk.."

Q: "Emoh.."

S: "Yaudah, Qiyya main di luar dulu. Kalau mau masuk bilang yaa.." (Qiyya main di luar rumah tapi masih di dalam gerbang, sambil saya sesekali menengok keluar. Pintu depan saya tutup karena kucing suka masuk. Saya melanjutkan masak di dapur ).

Q: "Mau macuk.." (bilang mau masuk setelah beberapa saat bermain sendiri)

S: "Yuk sini..ibuk bukakan pintu.."

Q: "Dadah mium..becok yagi." (Dadah meong, besok lagi).

Alhamdulillah..ibuk bisa masak tanpa tangisan Qiyya dan  Qiyya senang bisa main di luar. Kuncinya, komunikasi yg produktif dengan anak. Pahami dia maunya apa dan sampaikan apa yang kita mau dengan kalimat yang mudah dipahami dan intonasi yang lembut.

Selasa, 18 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 13

Jam 9 pagi tadi saya mengajak Qiyya belanja sayur ke toko sayur depan perumahan. Seperti biasanya Qiyya sambil naik sepeda. Nah  sewaktu sampai depan pagar rumah saya baru tahu kalau Qiyya pup. Saya berencana untuk ganti popok dulu baru belanja. Tapi Qiyya tidak mau. Sudah dijelaskan dengan kalimat yang sederhana dan nada yang ramah pun tak mau.

Saya ubah strategi. Tetap mendorong sepeda Qiyya tapi tidak ke toko sayur melainkan toko depan gang. Hehe.. sampai sana kami membeli yogurt lalu pulang dan mengganti popok Qiyya. Mungkin kata Qiyya, "Kan ibuk sudah janji mau sepedaan". 😊😊

Senin, 17 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 12

Pagi ini Qiyya tantrum untuk pertama kalinya. Penyebabnya sepele, hanya karena saya larang untuk makan kacang atom karena sedang makan pagi. Lalu Qiyya menangis kencang, berteriak, bilang ingin makan kacang atom. Saya konsisten untuk menolak karena jika diberikan  maka ia akan kenyang dan tidak mau melanjutkan sarapannya.
.
Apa yang saya katakan kepadanya tidak didengar, jadi saya diam selama ia masih menangis kencang. Hanya menggendongnya karena ia minta digendong. Sambil digendong, saya tunggu emosinya mereda. 10 menit kemudian emosinya mereda. Ia minta minum ASI. Baiklaah.. sambil menyusui saya belai kepanya, saya tatap matanya, lalu saya cium keningnya. Saya bilang, "Ibuk sayang sama Qiyya. Ibuk mau Qiyya maem nasi dulu baru maem kacang.."
.
Memang benar, ASI itu tidak hanya mengenyangkan tapi menenangkan bayi. Tidak butuh waktu lama, Qiyya sudah bisa tersenyum. Seolah lupa kejadian barusan. Lalu saya ajak untuk melanjutkan makan. Alhamdulillah mau dan habis. Setelah makan sudah tidak ingat kacang lagi.
.
Saat melakukan komunikasi kepada anak. Kuasai diri terlebih dahulu, jangan sampai terbawa emosi anak. Anak marah, berteriak, kita senyumin aja, sabaaar. Sulit memang butuh latihan berhari-hari bahkan berbulan-bulan..hehe..

Minggu, 16 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 11

Pagi ini tidak seperti biasanya Qiyya bangun siang. Jadi di tengah-tengah saya memasak baru dia bangun. Jadi, saya berhenti dulu sejenak dan menghampirinya di kamar. Membujuknya untuk ikut ke dapur. Rupanya dia masih ingin malas-malasan di kamar. Hehe..
.
Berikut percakapan kami, saya (S) dan Qiyya (Q).

S: "Assalamu'alaykum.. anak ibuk dah bangun.. mimpi apa semalam?" (Tak lupa cium pipinya dulu)

Q: (masih duduk di kasur)

S: "Masak yuuk di dapur." (dengan nada yang lembut"

Q: (masih enggan beranjak)

S: "Yuk goreng telur ayam..nanti Qiyya yang aduk-aduk."

Q: "Ut ayam..aduk-aduk.."

S: "Iyaa. Yuuk...nanti Qiyya yang aduk-aduk."

Q: "Yuuuk. Yuk.."

Sampai di dapur, saya menepati janji. Menyiapkan telur, diberi bumbu, lalu memberikan Qiyya sendok. Mulailah Qiyya mengaduk telur. Tumpah-tumpah dikit. Saya bilang, "Hati-hati yaaa.." sambil khawatir kalau mangkok telurnya dituang ke lantai. Alhamdulillah amaaan. 
.
Salah satu cara untuk menumbuhkan kepercayaan anak kepada orangtuanya adalah dengan cara menepati apa yang sudah dijanjikan orangtua kepada anaknya.
.
Dalam komunikasi produktif dengan anak, saya tidak perlu berceramah panjanh lebar karena Qiyya tidak akan paham. Cukup dengan kalimat singkat dan intonasi yang tepat  Qiyya biasanya paham dengan apa yang saya sampaikan.

Sabtu, 15 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 10

Semakin hari Qiyya semakin berkembang emosinya. Salah satunya dia sudah punya keinginan. Tapi ya namanya anak bayi, keinginannya aneh-aneh. Seperti tadi, ketika saya dan ayahnya bersiap mau sholat Ashar. Tiba-tiba Qiyya datang ke kamar bawa pel se-gagangnya. Maksudnya sih bagus mau ngepel kayak ibuknya. Tapi timing-nya kurang tepat. Wkwkw..
.
Ayahnya berinisiatif mengajaknya sholat. "Yuk, Qiyya sholat juga, disini yaa Qiyya sholatnya." ( sambil gelar sajadahnya Qiyya).
Qiyya tetep mau ngepel (anak rajin kan, hehe.. sebenernya gapapa mainan pel, tapi jangan di tempat sholat. Hehe).
Saya coba merayunya, "Ibuk pinjam pel nya boleh?" Anaknya berontak, tambah kuat pegang gagang pelnya. Gantian ayahnya pakai jurus yang sama tapi gagal. Wkwkwk.
Ini kalau misal pelnya diminta paksa, bakal ada drama, nangis kenceng trus sholatnya tertunda karena harus menenangkan Qiyya dulu.
.
Gemes sekali rasanya, tapi harus tahan diri ..hihi.. Akhirnya saya dan ayahnya diam dulu agak lama. Lalu saya bilang, "Ibuk pinjam dulu yaa..Qiyya sholat dulu yuk." Alhamdulillah..pelnya diberikan kepada saya..ajaib kan..tanpa ada drama.. Setelah itu kita sholat Ashar berjamaah deh..
.
Menghadapi tingkah anak yang gemesin itu butuh stok sabar yang banyaaakkk.. Selain itu harus dalam hati yang tenang, jangan panik. Mungkin tadi saya panik, keliatan banget kalo lagi gemes sama Qiyya, makanya Qiyya malah bersikap jauh dari yang diharapkan. Anak itu akan bersikap baik jika kita bersikap baik lebih dahulu kepadanya. Bukan sebaliknya..

Jumat, 14 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 9

Hari ini Qiyya super menguji kesabaran 😊. Salah satunya adalah saya tidak diijinkan memasak. Entah dia yang minta gendong saat saya memasak ataupun mencari perhatian dengan minta ASI, padahal tidak haus. Berikut percakapan antara saya (S) dan Qiyya (Q).

S: "Qiyya, ibuk masak dulu yaa?"
Q: "Emoh."
S: "Ibuk kan mau masak. Buat siapa?"
Q: "Qiyya.."
S: "iyaaa..buat siapa lagi?"
Q: "Qiyya"
S: "Ayah.."
Q: "..."
S: "Yuk.., ibuk masak, Qiyya mainan di dapur. Mainan mewarnai boleh.."
Q: "Aduk aduk.."(maksudnya mewarnai, karena dia suka proses pembuatan cat airnya yang diaduk-aduk, dia paling suka bagian aduk-aduk ini.)
S: "Ya, boleh" (Bergegeaslah kita ke dapur..hihiii..)

Saya persiapkan alat dan bahan mewarnai, palet diberi sedikit air dan pewarna makanan, kali ini tepung terigunya saya skip. Mau lihat perbedaannya. Setelah itu berikan pada Qiyya untuk diaduk-aduk dan siapkan kertas untuk dia mewarnai. Alhamdulillah, anteng. Ibuk bisa melanjutkan memasak dengan tenang beberapa saat. Sebelum akhirnya cat di paletnya ditumpahkan semua ke atas kertas. Hahaha..tidak apa-apa.. setidaknya Qiyya sudah mau ke dapur.. 😊

Komunikasi dengan anak itu melatih bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain. Dua tips yang saya terapkan kali ini adalah lakukan dengan intonasi yang ramah serta kalimat tunggal yang mudah dipahami.

#day9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Kamis, 13 September 2018

Komunikasi Produktif hari ke 8

Hari ini kami makan malam bersama di meja makan. Saya dan ayah Qiyya duduk di kursi biasanya dan Qiyya duduk di high chairnya. Di tengah sesi makan, entah karena bosan atau apa, Qiyya berdiri di high chairnya. Wah..bahaya sekali kaaan.. Saatnya ibuk Qiyya mengeluarkan jurus #komprod, hahahahahaaaa..
.
Tarik nafas dalaaam..hembuskan..biar ga emosi dan marah..

Saya: "Nak, duduk yuk." (Katakan kalimat positif pengganti 'jangan berdiri'   dengan nada yang ramah)

Qiyya: (masih berdiri di atas kursi)

Saya: "Mmm..kan lagi makan, ayah duduk, ibu juga duduk, semuanya duduk. Jadi, Qiyya juga duduk yaaa..(ketika saya menceritakan/mengatakan hal yang sama juga dilakukan atau dialami saya ataupun ayahnya, biasanya dia juga melakukan hal sama. Mirip jurus #komprod menasihati dengan memberikan refleksi pengalaman)

Qiyya: (duduk doong, alhamdulillah)
Saya: "Naaah, gitu..kan pinter" (jangan lupa dipuji anaknya biar seneng, hehe).

#day8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Rabu, 12 September 2018

Komunikasi Produktif Hari ke 7


Beberapa hari yang lalu, setiap bermain di luar, Qiyya selalu ingin main sepeda milik temannya. Langsung srobot aja gituu, padahal dia punya sepeda sendiri. Rumput tetangga lebih subur, hal itu berlaku juga pada bayi ternyata..hehe..
.
Nah, melalui tantangan 10 hari di komunikasi produktif ini, saya pengen coba untuk mengajari Qiyya bagaimana cara meminjam mainan temannya.
.
Pertama, saya beritahu dulu tentang kepemilikan. Sampaikan dengan lembut, "Ini sepeda Qiyya, yang ini punya Dedek Alfa."
Kedua, katakan, "Kalau Qiyya mau pinjam, bilang dulu yaa.. Dedek Alfa Qiyya pinjam yaa?" (Dalam penyampaiannya saya gunakan kaidah 7-38-55, 7% kata-kata 38% intonasi suara 55% bahasa tubuh, bicara sejajar dengan Qiyya, menatap matanya dan dengan intonasi yang lembut).
.
Qiyya tidak langsung menirukan apa yang saya ucapkan, saya ulang terus saat Qiyya mau pinjam sepeda temannya. Di hari ketiga, alhamdulillah ketika Qiyya mau pinjam sepeda temannya, Qiyya bilang, "Dedek Apaa..Qiyya pijam (Dedek Alfa Qiyya pinjam)". Meskipun habis itu langsung dinaiki tanpa tunggu jawaban yang punya..PR selanjutnya yaaa...
Meleleh langsung hati iboook.. Masya Allah.. Anak itu peniru ulung, maka dengarkan ia dengan kata-kata yang baik..

#day7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Selasa, 11 September 2018

Komunikasi Produktif Hari ke 6

Hari ini tantangannya masih sama dengan kemarin. Qiyya lagi hobi teriak-teriak. Mau minta ini teriak, minta itu teriak. Jika sudah begitu, saya menghela nafas dulu. Mengatur emosi supaya tidak marah atau ikut teriak. Baiklah, sejajarkan badan kita dengan anak lalu tatap matanya penuh sayang. Minta ia untuk mengulangi permintaannya dengan nada yang lembut. Puji ia karena telah berkata lembut, lalu sampaikan kepadanya bahwa teriak-teriak itu tidak baik. Tidak semua anak  langsung paham atau menurut saat diberi tahu, tapi tetap konsisten beri tahu anak. Dan juga..ketika anak berteriak, balaslah dengan kelembutan bukan teriakan.

#Day6
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional