Sabtu, 25 Agustus 2018

NHW Pra Bunsay Adab Menuntut Ilmu X COC

NHW Pra Bunsay

Adab Menuntut Ilmu X COC

1. Alasan terkuat yang saya miliki untuk menekuni kelas bunda sayang adalah ingin memberikan yang terbaik dari diri saya untuk anak saya (Taqiyya). Anak itu sudah terlahir hebat, oleh karena itu butuh ibu yang hebat pula agar ia bisa berkembang dengan baik, untuk iti saya harus belajar agar bisa membersamai Taqiyya dengan baik.

2. Strategi menuntut ilmu yang saya rencanakan untuk bidang tersebut adalah
a. Memperbaiki manajemen waktu diri sendiri sehingga dapat meluangkan waktu khusus untuk belajar
b. Mempersiapkan diri untuk menerima ilmu ('mengosongkan gelas', berdoa agar ilmunya berkah)
c. Mengikuti setiap tahapan dengan sungguh-sungguh (segera membaca materi, aktif mengikuti diskusi,  mengerjakan setiap tugas dengan sungguh-sungguh)
d. Mengamalkan/menerapkan  setiap ilmu yang didapat agar lebih terikat

3. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap yang harus saya perbaiki dalam menuntut ilmu tersebut adalah
a. Membiasakan untuk izin jika berhalangan hadir saat diskusi
b. Datang tepat waktu saat kelas dimulai (diskusi)
c. Lebih kritis lagi terhadap informasi yang didapat terlebih dari internet, lebih tabayyun lagi agar informasi/ilmu yang didapat benar.

HASIL DISKUSI STUDI KASUS DALAM PEER GROUP
♡ Group 2 ♡

Sikap Pembelajar Terhadap Fasilitator

1. Menghormati:
- datang tepat waktu/bahkan sebelum materi dimulai
- menyimak apa yg disampaikan
2. Menghargai:
- mengaplikasikan ilmu
- respon yg baik saat pembelajaran
- tdk menyela saat fasil menyampaikan materi
3. Bersikap sopan dan beradab saat fasil melakukan kesalahan (lbh baik wapri)
4. Meminta izin dgn baik saat diperlukan.

Saat berdiskusi, fasil menyampaikan jwbn yg krg tepat, apa yg kita lakukan?

1. Hudznudzon ke fasil
2. Koreksi kesalahan dgn penuh kesopanan via japri

Jadwal diskusi sudah ditetapkan, Materi sudah diposting di
GClassroom, kemudian Review diskusi pun sudah tersedia, apa yg perlu dilakukan sebagai mahasiswi yg beradab baik?

1. Pribadi:
- Membaca materi dan mencernanya dgn baik
- Mencatat jadwal diskusi
- Menyiapkan bahan utk diskusi (jk ad yg ingin ditanyakan)
- Izin jk berhalangan diskusi
- Menyimak dan berperan aktif saat hadir dlm diskusi
- Mengamalkan materi yg sdh didapat

2. Bersama:
Berbagi hasil resume materi kepada teman yg berhalangan

Di setiap level, akan ada tantangan 10 hari, dimana Mahasiswi
perlu menuliskan pengalamannya dalam melakukan tantangan
yang diberikan. Tentunya mahasiswi ingin bisa tepat waktu dalam
menyetorkan tugasnya. Mana yang lebih bermartabat, membuat
setoran asal-asalan agar tepat waktu, atau berusaha mengatur
waktu dengan baik agar bisa membuat setoran berkualitas dan
bisa tepat waktu?

Tepat waktu dan berkualitas, dgn alasan:
1. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab
2. Melatih manajemen waktu
3. Mencontohkan yg baik utk anak dan itu akan terasa lbh semangat
4. Sbg komitmen kita dlm mengamalkan materi/ilmu

Materi yang disampaikan dirasa sangat bermanfaat, mana yang lebih bermartabat? Menulis
ulang materi di medsos/blog, atau Menuliskan pengalaman dan hikmah saat mendapat
materi, kemudian membuat review dari sudut pandang sendiri?

Yg lbh bermanfaat adalah menuliskan pengalaman dan hikmah dari materi yg didapat yg selanjutnya membuat review berdasarkan sudut pandang pribadi
Hal ini jg penting, krn:
- menghindari plagiat
- melatih bakat kepenulisan kita
- lebih terasa ilmunya
- sebagai perbaikan diri/reminder

Sedangkan menulis materi ulang, menurut kami ckp sbg catatan pribadi sj (sesuai COC tdk disebarluaskan)

Mendapatkan tawaran utk mengisi materi yg berkaitan dgn bunda sayang, apa yg akan Anda lakukan?

Diterima jk sudah mendapat izin dr suami dan anak2, dan tentuu minta pendapat ke fasil/tim IP terkait materi yg disampaikan. Jika sdh fix dr pihak terkait, baru pelajari/persiapkan dgn matang agar penyampaian materi lancar.

Kegiatan domestik dan ranah publik dirasa semakin padat, dan tidak memungkinkan untuk
mengikuti perkuliahan. Cuti atau mengundurkan diri, dibolehkan. Bagaimanakah etika saat
ingin mengajukan cuti atau mengundurkan diri?

- Komunikasikan (salah satunya meminta izin) dgn tim iP terkait dgn etika yg baik.
- Jika diizinkan lakukan prosedur selanjutnya dgn baik
- Berpamitan dgn teman2 sekelas

Kuota bunda sayang terbatas, banyak IPers yg ingin mengikuti perkuliahan namun tdk mendapat kuota, sementara itu ada peserta yg sdh daftar mundur di tengah jalan. Bgmn pendapat teman2 mengenai konsekuensi yg sebaiknya diberlakukan?

Selalu diawali berhudznudzon ya atas keluarnya peserta dr kelas. Konsekuensinya Tergantung alasan mundurnya karena apa. Kalau memang sesuatu yg mendadak, tidak diduga sebelumnya, misalnya dpt musibah atau kondisi yg berubah, konsekuensinya hanya harus remidi. Tapi kalau itu sesuatu yang memang sudah berjalan, tapi ternyata setelah dijalani tidak bisa mengatur waktu, mungkin boleh juga dibanned satu periode misalnya. Jd baru boleh ikut lagi dua batch setelahnya. Konsekuensi ini perlu dinyatakan pada saat pendaftaran.

♤ WAG ♤

Terkait studi kasus... untuk yg permintaan menjadi narsum:
Alhamdulillah.. ada pihak yg meminta kita jadi narsum di suatu acara, dan ternyata materi bunda sayang sangat cocok disampaikan.
Boleh gak ya? Harus izin dulu atau tidak?

Yup Harus izin. Namun utk materi2 kelas mulai matrikulasi, bunsay, buncek, bunprod dan bunshal semuanya hanya utk internal mahasiswi kls tsb. Jadi tdk boleh disebar bebas keluar 😊

kenapa bisa begitu???
Karena:
✅ penyusunan kurikulum tidak mudah
✅ jika disebarkan sepotong2 khawatir ada salah tangkap dlm penerimaannya
✅ setiap materi hrs ada pendampingan
✅ gak jelas sumber ilmunya krn sdh tersebar luas tanpa tanggung jawab
✅ isinya bisa diubah-ubah atau malah dijadikan hak klaim
✅ bisa dianggap ilmu yg menyesatkan jika dipotong-potong dlm menyebarkannya
✅ berkaitan erat dgn adab menuntut ilmu sbg bentuk menghargai

Dan ini terkait dgn pertanyaan no. 5.. akan lebih bermartabat jika kita menuliskan pengalaman dan hikmah saat mendapat materi baru, kmdn membuat review dari sudut pandang kita sendiri.

Kalau dr IIP sendiri, kl tiba2 ada yg cuti atau mengundurkan diri tengah jalan, apakah ada konsekuensi tertentu?

Jika ada kejadian seperti ini tentu pengajuan pengunduran diri atau cutinya tdk langsung di approve. Akan dilakukan pendekatan personal dan dibantu menyelesaikan kendala yg dihadapi si mahasiswi tsb. Juga akan dilakukan upaya agar mahasiswi tsb tetap bisa belajar bersama. Dan ini butuh support dan kerjasama dari kita semua yg ada di kelas. Saling membantu, saling peduli, saling support sehingga belajar di kls ini tdk terasa berat tapi sebaliknya, akan terasa ringan, menyenangkan, ngangeni dsb.

HASIL DISKUSI DI GRUP WAG

1. Terkait studi kasus... untuk yg permintaan menjadi narsum:
Alhamdulillah.. ada pihak yg meminta kita jadi narsum di suatu acara, dan ternyata materi bunda sayang sangat cocok disampaikan. Boleh gak ya? Harus izin dulu atau tidak?

Yup Harus izin. Namun utk materi2 kelas mulai matrikulasi, bunsay, buncek, bunprod dan bunshal semuanya hanya utk internal mahasiswi kls tsb. Jadi tdk boleh disebar bebas keluar 😊

kenapa bisa begitu???
Karena:
✅ penyusunan kurikulum tidak mudah
✅ jika disebarkan sepotong2 khawatir ada salah tangkap dlm penerimaannya
✅ setiap materi hrs ada pendampingan
✅ gak jelas sumber ilmunya krn sdh tersebar luas tanpa tanggung jawab
✅ isinya bisa diubah-ubah atau malah dijadikan hak klaim
✅ bisa dianggap ilmu yg menyesatkan jika dipotong-potong dlm menyebarkannya
✅ berkaitan erat dgn adab menuntut ilmu sbg bentuk menghargai

2. Dan ini terkait dgn pertanyaan no. 5.. akan lebih bermartabat jika kita menuliskan pengalaman dan hikmah saat mendapat materi baru, kmdn membuat review dari sudut pandang kita sendiri

3. Kalau dr IIP sendiri, kl tiba2 ada yg cuti atau mengundurkan diri tengah jalan, apakah ada konsekuensi tertentu?

Jika ada kejadian seperti ini tentu pengajuan pengunduran diri atau cutinya tdk langsung di approve. Akan dilakukan pendekatan personal dan dibantu menyelesaikan kendala yg dihadapi si mahasiswi tsb. Juga akan dilakukan upaya agar mahasiswi tsb tetap bisa belajar bersama. Dan ini butuh support dan kerjasama dari kita semua yg ada di kelas. Saling membantu, saling peduli, saling support sehingga belajar di kls ini tdk terasa berat tapi sebaliknya, akan terasa ringan, menyenangkan, ngangeni dsb.

Jogja, 25 Agustus 2018

Dyah Ayu Safitri

Sabtu, 11 Agustus 2018

Keluarga Idaman (1)

Allah itu Maha Baik. Allah lah yang menghadirkan keluarga-keluarga yang baik di sekitarku di saat aku merasa 'jenuh' dengan kondisi keluargaku yang rapuh.

Aku mengenal mereka sudah lama sekali. Beberapa kali aku datang ke rumahnya. Silaturahim..beberapa kali itu pula aku takjub dengan suasana di rumah itu. Benar- benar "rumah", beda dengan rumah yang aku rasakan selama ini.

Seorang ayah yang begitu kebapakan. Bijaksana. Bertanggungjawab. Benar-benar menjadi sandaran bagi anak istrinya. Pengalaman hidup yang selalu ia ceritakan saat aku kesana sungguh membuka mataku. Bagaimana beliau bekerja keras di waktu muda, mengalami masa-masa susah dalam hidup beliau tapi tidak melupakan sedekah, serta bagaimana sikap beliau kepada anak istrinya selalu membuatku iri. Ingin juga jadi anaknya. Haha..

Kemudian seorang istri yang patuh kepada suaminya. Mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk keluarganya. Dari beliau aku belajar, jadi ibu itu harus pandai, pandai apapun. Beliau cantik, aku suka melihat foto beliau waktu masih muda, sampai sekarang awet cantiknya. Dari urusan masak (masakan beliau enyaaakkkk) sampai nyetir mobil pun bisa. Seorang ibu itu harus bisa jadi sahabat untuk anak-anaknya dan pengayom bagi suaminya. Begitu yang aku tangkap dari sikap beliau kepada keluarganya.

Lalu anak-anak yang patuh, akur satu sama lain, ceria, baik hati, tidak pemilih saat berteman. Beruntung mereka mempunyai orang tua seperti mereka.

Keluarga ini memberiku banyak perubahan, dari yang semula aku pikir keluarga hanyalah sebuah kewajiban orangtua menyekolahkan anak dan kewajiban anak patuh pada orangtuanya, ternyata keluarga bisa se-menyenangkan ini, bisa sehangat ini, aku merasa menemukan oase di tengah-tengah mereka. Aku terharu. Sering aku menangis mengingat betapa baiknya sikap mereka kepadaku, aku yang bukan apa-apa mereka. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan kepada keluarga mereka serta memberikan balasan terbaik kepada mereka...

Minggu, 05 Agustus 2018

Ibu Rumah Tangga

Banyak kontroversi yaaa..mana yg lebih baik antara ibu yang bekerja di ranah publik atau bekerja di rumah. Semua sama baiknya yaaa..saya buat tulisan ini untuk menyemangati diri saya sendiri bukan untuk nyinyir atau apapun.

Saya apoteker, sebelum menikah saya bekerja di ranah publik,  1,5 tahun bekerja kemudian resign dan mengikuti suami. Setelah itu Allah memberikan amanah kepada kami, saya hamil dan suami meminta saya untuk menunda mencari pekerjaan.

Sampai akhirnya suami meminta saya untuk fokus di rumah saja dengan calon  buah hati, biar urusan nafkah urusan suami. Begitu kata beliau. Tanpa perdebatan langsung saya iyakan. Waktu itu suami memberikan penjelasan yang bagus sehingga saya pun luluh. Hehe..

Alhamdulillah, meskipun dulu orangtua saya dan mertua meminta saya untuk tetap bekerja, sampai sekarang mereka tidak pernah mempermasalahkannya.

Ketika keluarga tidak ada yang mempermasalahkannya, justru orang lain lah yang ribut. Ada yang bilang, wah sayang ya ijazahnya, sayang ya ilmunya, kalau udah kelamaan momong nanti males kerja lho.. dll..

Baiklah..bagi saya dan suami.. keberadaan seorang istri di rumah itu juga bekerja. Memasak, membersihkan rumah, mencuci, menyetrika, mengasuh anak, dll itu bekerja. Bayangkan jika saya bekerja, ada sebagian pekerjaan yang pasti akan disubkontrakkan ke orang lain. Mengasuh Qiyya pun pasti tidak bisa seperti sekarang. Masalah anak ini yang paling memberatkan saya untuk tetap si rumah. Kami merasa man eman jika Qiyya dititipkan orang lain ketika saya bekerja. Saya pun berpikir, apakah jika saya bekerja, perkembangan Qiyya bisa secepat ini?

Keuntungan lain saya bekerja di rumah adalah saya punya banyak waktu untuk suami dan Qiyya. Kapan pun suami butuh saya meskipun cuma minta ditemani ke atm saya bisa. Saya dan suami tipe orang yang males kemana-mana sendiri. Bahkan pernah, suami mau potong rambut pun minta ditemani. Hehehe..

Masalah rejeki kami pasrah sama Allah. Hitungan manusia, jika suami istri bekerja pasti pendapatan keluarga akan lebih banyak daripada suami. Tetapi tidak dengan hitungan Allah. Alhamdulillah kami cukup sampai saat ini. Kalo dihitung-hitung pendapatan keluarga sekarang dibanding ketika saat saya masih bekerja lebih banyak sekarang. Alhamdulillah.. Tidak perlu khawatir soal rejeki, insyaAllah sudah ada jatahnya..selagi istri patuh pada suami dan suami ridho pada istri insyaAllah Allah pun ridho kepada mereka.. Begitulah logika sederhana kami..

Oiya..ada satu lagi keuntungan saya bekerja di rumah. Saya bebas mudik kapanpun..hahaha.. Maklum..Qiyya adalah cucu pertama dari dua keluarga, jadi akung utinya masih ingin dekat dengan cucu satu-satunya, intensitas mudik kami pun tinggi. Tangerang-Magelang-Kediri sudah seperti Jogja, Magelang, Solo..hahaa..

Sabtu, 04 Agustus 2018

Resep Kentang Goreng ala Ibuk Qiyya

Qiyya suka banget sama kentang goreng. Ini jadi salah satu andalan saya pas Qiyya males maem. Lumayanlah ada karbo masuk..hehe..
Kalo selama ini beli, karena belum pernah buat kentang goreng yang krispi dan gurih. Nah, karena lagi mudik, ga tau belinya dimana dan males keluar akhirnya googling resep yang paling simpel trus bikin deh. Resep ini dari Instagram @lina.tjoandra

Berikut resepnyaaa...

Bahan
*kentang
*tepung terigu
*tepung bumbu (saya pakai Sasa)
*minyak goreng

Cara membuat
*kupas lalu potong kentang kecil memanjang
*cuci bersih sampai air berwarna jernih
*rebus air hingga mendidih lalu masukkan kentang selama 5 menit lalu angkat dan tiriskan
*campur kentang yang masih hangat dengan tepung dan tepung bumbu
*masukkan freezer (saya buat siang lalu digoreng sorenya)
*goreng dengan minyak panas dan api sedang
Selesaaaai..

Resep ini gampil banget dan enaaakkkkk.. bisa juga dibuat stok. Kalau pengen makan tinggal goreng. Praktis buat saya yang selalu nyetok makanan..haha..

Nah kekurangannya adalah karena pakai tepung bumbu, dan disitu ada MSG nya..walaupun dikit sih. Qiyya tadi makan tapi dikit..hehe. Mungkin lain kali bisa pilih tepung bumbu non MSG atau bikin sendiri. Karena suhu udara sedang dingin sekaliiii jadi kentang yang digoreng cepet dingin. Pas dingin pun enaaakk..kentangnya gak lemes gitu. Tapi  ada rasa agak pahitnya. Mungkin kualitas dari kentangnya sendiri sih..

So far bebikinan hari ini sukses..kata uti sama tantenya Qiyya sih enaaakkkkk... alhamdulillah yak.. ibuk bahagia..hehee

Jumat, 03 Agustus 2018

Qiyya 25 tahun lagi

Tiba-tiba kepikiran seperti ini, ketika Qiyya sudah menikah. Jadi orangtua/mertua seperti apakah saya?

Dilema memiliki anak perempuan adalah ketika ia menikah ia harus patuh kepada suaminya dulu baru kepada orangtuanya. Apakah nanti saya boleh mengharapkan Qiyya sering-sering datang ke rumah untuk bercengkerama ataupun hanya menengok kami, ayah dan ibuknya? Bagaimana perasaan saya kelak jika Qiyya lebih sering pulang ke rumah mertuanya daripada ke rumah kami? Bolehkah saya merasa sedikit sedih?

Apakah saya bisa seperti ibu saya yang tidak pernah bertanya, "Kapan pulang ke Magelang?"

Entah Nak, tentu ibuk rindu saat-saat dimana kamu hanya milik ibuk. Tapi ibuk juga akan sangat bahagia ketika kelak kamu menemukan seorang laki-laki soleh yang bisa membimbingmu menuju surga. Ketika itu tentu ibuk sangat mengharapkan kamu berbakti kepada suamimu. Karena dengan itu secara tidak langsung akan membawa ibukmu ini ke surga.

Ah Nak..usiamu masih 16 bulan tapi ibuk sudah memikirkan jauh 25 tahun kedepan..lucu ya? Ibuk membayangkan ketika melepasmu kelak ibuk pasti menangis. Menangis haru. Doa terbaik dari ibuk selalu tercurah untukmu Nak.
Semoga Allah memberimu jodoh laki-laki soleh juga berbakti kepada orangtuanya..

Nak, ibuk ingin menghabiskan sisa waktu bersama kita dengan sebaik-baiknya. Semoga ibuk bisa menjadi teman, guru, yang bisa selalu membimbingmu penuh kasih sayang. Mungkin ketika kelak kamu beranjak dewasa, ada sedikit salah paham diantara kita. Semoga itu menjadikan kita semakin dewasa ya..

Ibuk sayang Qiyya karena Allah 😘😘😘

Kamis, 02 Agustus 2018

Puding Roti Tawar Kukus ala Ibuk Qiyya



Ini adalah resep andalan ibuk Qiyya untuk menghabiskan stok roti tawar atau senjata saat Qiyya males makan. Bikinnya berdasar resep-resep di Instagram yang dimodifikasi, hehe, disesuaikan dengan stok bahan yang ada, soalnya seringnya bikin dadakan..wkwk..
Ibuk Qiyya gak jago baking jadi asal Qiyya doyan ibuk merasa berhasil..wkwk.. Ibuk Qiyya juga ga jago poto-poto makanan, jadi seadanya saja yaaa..ini cuma buat dokumentasi pribadi saja, supaya besok-besok kalau mau buat sudah ada pedoman, ga modifikasi terus,,hehehe..

Bahan
·         6 lembar roti tawar
·         3 butir telur ayam kampung
·         2,5 gelas belimbing susu cair (Indomilk full cream plain)
·         4 sdm gula pasir
·         1,5 sdm margarin
Cara membuat
·         Potong roti tawar berbentuk dadu, tata pada loyang yang diolesi margarin (bisa pake wadah aluminium foil atau wadah tahan panas)
·         Kocok 3 butir telur dengan gula pasir
·         Hangatkan susu cair dan margarin hingga margarin mencair lalu campur dengan kocokan telur
·         Tuang pada Loyang
·         Bisa diberi bubuk kayu manis, kismis, potongan apel, atau pisang (kali ini saya pake potongan apel)
·         Kukus selama 30 menit
·         Sajikan hangat atau masukkan kulkas lebih dulu

Setelah 30 menit hasilnya seperti gambar di atas, langsung kita cobain hangat. Alhamdulillah Qiyya doyan, yeeaaaay! Tapi kata tantenya kurang manis (dia standar manisnya tinggi sih emang). Tapi sayangnya lengket maaaak, enak memang bikin di wadah sekali makan gitu sih pake aluminium foil atau kalau enggak pake wadah kaca, berhubung lagi di rumah uti jadi seadanya, hehe.

Setelah dicobain hangat-hangat sisanya dimasukkan kulkas. Qiyya lebih doyan, wohoho.. Terus rasanya jadi lebih manis. Ajaib kan yak..haha.. Buat percobaan selanjutnya susu cair bisa ditambah, jadi 3 gelas belimbing mungkin. Terus susu cairnya jangan pake yang plain biar agak manis. Ditaburi kayu manis lebih enak, wangi trus enak gitu. Oiya..pengen coba yang versi panggang sebenernya tapi belum punya oven. Jadi seadanya dulu, yang penting Qiyya sukaaaaa…

Rabu, 01 Agustus 2018

Belajar Menulis




Salah satu poin pengembangan diri yang ingin saya dapatkan adalah kemampuan menulis. Saya ingin berbagi ilmu dengan tulisan, berbagi mengenai ilmu parenting atau tentang kesehatan misalnya. Tetapi saya tidak tahu bagaimana harus memulai menulis. Oleh karena itu, ketika pendaftaran kejar IIP dibuka, saya ingin mendaftar. Salah satu cara belajar yang efektif bagi saya adalah mencari komunitas yang sesuai, dengan begitu memicu saya untuk belajar.
          Beruntung sekali saya sekali masuk grup kejar di Whatsapp ada tamu special yang sangat menginspirasi, yaitu Teh Indari. Saya kagum dengan perjalanan menulis beliau. Dari penulis diary hingga menjadi penulis buku, membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk berproses. Beberapa poin yang saya dapatkan antara lain, menjadi penulis itu tidak instan, ada prosesnya! Selain itu, yang paling penting adalah, konsisten pada komitmen yang dibuat. Melihat begitu konsistennya beliau pada target-target yang beliau buat. Tidak heran jika beliau bisa menjadi seperti sekarang. Nah, konsisten pada komitmen ini PR besar bagi saya. Seringkali membuat target-target tetapi tidak dilakukan. Bismillah yuk..semoga dengan mengikuti kejar menulis dan setelah mendapat pencerahan dari Teh Indari bias lebih semangat dan konsisten untuk belajar menulis.
          Banyak alasan yang dibuat-buat yang menjadi pembenaran atas kemalasan mau menulis. Misalnya yang terjadi pada saya, pekerjaan rumah yang tidak kunjung selesai dan anak masih kecil sehingga butuh perhatian lebih. Sebenarnya kedua hal tersebut dapat disiasati dengan manajemen waktu yang baik. Bukankah dalam materi matrikulasi IIP kemarin sudah diajarkan tentang manajemen waktu? Memberikan kandang waktu pada aktivitas-aktivitas yang termasuk aktivitas rutin atau dinamis. Melihat bagaimana rapinya manajemen waktu Teh Indari membuat saya terinspirasi harus membuat manajemen waktu yang baru, lebih tepatnya memperbaiki manajemen waktu yang telah dibuat dulu.
Manajemen waktu yang saya buat untuk mendukung proses belajar menulis:

04.30-05.00          Sholat Subuh, membaca Al Quran
05.00-10.00          Aktivitas rutin
(memasak, bersih-bersih rumah, mandi, memandikan anak, sarapan, dan menyuapi makan anak)
10.00-13.00           bermain dengan anak, istirahat siang
13.00-14.00           makan siang
14.00-16.00           main bersama anak
16.00-17.00           bersih-bersih sore
17.00-18.00           bersosialisasi dengan tetangga
18.00-18.30           Sholat maghrib
18.30-19.30           makan malam
19.30-21.00           quality time dengan keluarga
21.00-22.30          aktivitas dinamis (menulis, baca buku) dan aktivitas rutin (setrika)
22.30                    tidur

          Saya harus membuat target untuk belajar menulis, tidak banyak yang terpenting bisa saya capai. Ketika target sudah dicapai, buat target baru.
Target yang harus saya capai:

·         One day one post
Saya ingin menulis setiap hari 1 tulisan, minimal 150 kata yang di post di media social baik itu Facebook, blog, atau Instagram. Tema tulisan bebas.
Agar “memaksa” saya untuk memenuhi target tersebut maka saya membuat list yang berisi catatan menulis setiap harinya. Juga saya membuat punishment apabila saya tidak menulis hari ini maka dibebankan esok harinya. Begitu seterusnya.

Target Menulis DYAH AYU SAFITRI

Bulan :
Target bulan ini :
Tgl
Aktual
 Utang
Tanggal penunasan
Post di IG/FB/Blog
1




2









dst





Jika kedua hal di atas dapat saya lakukan dengan baik dan konsisten InsyaAllah akan ada hasilnya. Bismillah…

#kejarmenulisIPTangsel
#kulwapTehIndari

Ayah dan Qiyya

Sejak saya sakit, Qiyya dan ayah semakin dekat dari sebelumnya. Mungkin Qiyya tau kalau ibunya tidak bisa gendong dia sementara waktu.

Karena saya masih dalam proses pemulihan post KET, saya dan Qiyya pulang ke Magelang dulu. LDR lah Qiyya dan ayahnya. Kalau dulu sebelum ada Qiyya saya yang manja kalau LDR kini Qiyya lebih lagi. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Sudah 2 hari ini ketika bangun tidur, Qiyya langsung memanggil ayahnya berkali-kali, lalu menangis. Melihat foto ayahnya juga dipanggil-panggil. Yang paling nyess bagi saya adalah ketika ada bantal dimana sarungnya ada karikatur ayahnya dan saya. Dia panggil bantal itu, "ayah". Dicium-cium bantalnya, dipeluk peluk. Bahkan ketika saya memeluk bantal ekspresinya sama ketika saya memeluk ayahnya, "emoooh.."

Nak, sabar yaaa.. 3 minggu lagi insyaAllah dijemput ayah..saat itu ibuk sudah sehat lagi. Ibuk sudah bisa gendong Qiyya lagi. Sudah bisa beberes rumah, masak, dll. Sekarang sama ibuk, uti, tante dulu yaaa.. sama ayah video call dulu yaaa.  😗😗😗