Kamis, 26 Juli 2018

Kontrol Pertama

Seminggu setelah keluar rumah sakit, saya kontrol ke dokter kandungan. Seperti biasaaa..sudah menyiapkan banyak list pertanyaan..hehee. Berikut jawaban-jawaban beliau..

"Dari hasil patologi anatomi (PA) tuba falopi, tidak ada keganasan..corpus lutei dll tidak ada, ini yg menunjukkan kehamilan. Nah, karena ini sudah jatuh ke gumpalan2 darah".

"Kemarin hanya perut saja yang dibuka, rahimnya tidak jadi sebenernya kalau mau hamil lagi ya ga papa..tapii..tunggu setahun lagi lah yaa.."

"Saya tidak bisa memastikan apakah penyebabnya memang IUD, saya baru menemukan ini kasus IUD dengan KET. Untuk selanjutnya dijaga ya bu tuba dan ovarium sebelah kanan..jangan sampai kenapa2 lagi. Kalo ada sesuatu dokternya harus jeli. Jangan sampai diangkat..nanti ibu menopause" (jujur ini sedih sekali)

"Kalo mau lahiran normal nanti dilihatnya UK 36-37. Kita liat kondisi bayinya..BBnya berapa, sungsang tidak..dll"

"Ibu mau pake KB apalagi ini ya? Heheee" (Duh Dok.. hahahahaaaa)

Selasa, 24 Juli 2018

Akhirnya ketemu : KET

Ramadhan tahun ini (Mei 2018) saya mengalami nyeri perut seperti haid dan keluar darah seperti haid kira2 3 hari setelah masa menstruasi selesai. Setelah itu muncul flek2 dan rasa tidak enak di perut. Tapi masih bisa ditahan..jadi biasa saja.. Seminggu setelah flek2/perdarahan saya konsultasi ke dokter kandungan sekalian kontrol IUD (pas jadwal kontrol). Dokter melakukan USG dan mengatakan bahwa posisi IUD normal, rahim pun normal tak ada masalah..mungkin hormonal saja. Jadi saya diberi vitamin dan asam traneksamat untuk menghentikan perdarahan/flek. Dokter mengatakan untuk kembali lagi satu bulan jika tidak ada perbaikan.

Sekitar 3 minggu kemudian nyeri perut itu datang lagi. Kali ini lebih hebat. Datang tiba2.. sakitnya seperti ditusuk2 di perut kiri bawah..rasanya seperi mau pup/kentut tapi sakiiiiit banget. Saya kira wasir. Buat pup pun sakit sekali. 2 kali saya mengalami sakit seperti ini kebetulan pas lagi di mobil. Sampai keringat dingin. Akhirnya ke dokter lagi..di USG lagi, tapi tidak ada masalah dengan rahim maupun IUD. Flek/perdarahan pun masih, kadang sedikit kadang seperti haid banyaknya. Akhirnya diberi obat hormonal untuk mengatur jadwal menstruasi (Norelut). Seminggu lagi kontrol. Selain ke dokter kandungan  saya juga konsultasi masalah wasir..memang ada dan diberi obat penghilang nyeri dan bengkak dan salep untuk wasir.

Selama 5 hari minum penghilang nyeri saya tidak merasakan nyeri perut sedikitpun. Jadi saya merasa sudah baik2 saja. Nah, setelah obat nyeri habis..tiba2 nyeri perut itu datang lagi. Posisi saya hanya berdua dengan Qiyya (16bulan). Saya paksakan untuk memandikan qiyya, mandi dan menyuap Qiyya tapi tidak hilang nyerinya. Akhirnya rebahan..keringat dingin keluar..trus menyerah.. telepon Ayah Qiyya minta diantar ke RS.

Karena dokter kandungan jadwal prakteknya sore, dan itu masih jam 10an akhirnya ke dokter umum dulu. Diperiksa oleh dokter umum. Saya ceritakan apa yg saya alami sebulan ini. Lalu diminta rontgen abdomen sore harinya. Sorenya datang lagi ke RS  untuk rontgen abdomen. Dari rontgen itu diduga ada kista di rahim sebesar 10x5 cm. Kagetlah saya. Baru seminggu yang lalu usg rahim saya bersih kok tiba2 ada kista sebesar itu. Darimana cobaaa? Saya tanya dokternya.."secepat itukah dok?" Kata beliau sih mungkin2 saja.. Ok..let see..  Lalu dirujuklah ke dokter kandungan. Setelah saya tunjukkan hasil rontgen dari bagian radiologi saya di USG (ketiga kali). Akhirnya dokter memperluas area USG dari semula hanya rahim sampai ke sekitar rahim.

Dokter (D) : ini memang ada massa, tapi saya tidak tau ini apa. Yuk USG transvaginal ya..
Saya (S) : oke dok..

Lalu USG transvaginal..

D : ini massanya..tapi bukan di rahim.. di antara usus besar dan rahim dan besarnya tidak 10x5..sekitar 7cm aja
S: (njuk opo jaaal...tapi mendinglah ga segede 10 cm..)
D : saya VT yaaa  (pemeriksaan rahim dengan jari tangan)
S : iya..
D : ini sakit gak? (Beliau seperti menekan sesuatu lalu nyerinya sampai ke usus di atas anus. Persis seperti nyeri yg sering saya rasakan)
S : iyaa dok..sakit dok (mringis2)
D : ya ini...yg saya tekan massanya..memang dekat dengan usus, di belakang rahim
S : (jeng jeeeeng..kaget..tapi agak lega akhirnya ada titik cerah)

Lalu saya diminta cek urin yang ternyata tes kehamilan. Dari tespack  terbaca 2 strip. Berarti saya hamil. Kaget bukan main saya. Bagaimana bisa hamil lha wong haid tetap trus IUD posisi tetap juga.

Saya diminta segera operasi..mengambil gumpalan darah dalam perut sebelum pecah. Setelah dipikir2 dan diskusi dengan dokter serta suami akhirnya diputuskan besok siang operasi. Yes. Operasi. Huaaaaaaaa...

Singkat cerita... operasi berlangsung dengan anestesi spinal, di tengah operasi ditemukan bahwa ternyata tuba falopi kiri sudah pecah jadi harus diangkat. Sebelum itu saya ditidurkan karena saya mulai merasa nyeri..wkwkwk..saya tipe orang dengan metabolisme cepat mungkin yaa..2 kali operasi dengan bius spinal tidak bertahan lama..

Sewaktu sadar dari operasi baru diberitahu suami bahwa tuba falopi kiri sudah diangkat karena sudah pecah, tidak bisa dipertahankan lagidan terjadi perlengketan gumpalan darah dengan usus jadi operasi cukup lama.. 2 jam 15 menit.

Alhamdulillah..saya lega akhirnya ketemu juga apa yang menyebabkan nyeri perut sampai keringat dingin selama sebulan kemarin. Meski bayarannya ga mudah..tuba falopi kiri harus diambil dan menyadari bahwa saya hamil tapi tak sempat merasakan bahwa saya hamil dan kehilangan calon anak, itu sedih.

Tapiii..saya yakin.. Allah mendatangkan sakit ini untuk menghapus dosa2 saya..insyaAllah.. dan saya dan suami yakin bahwa ini yg terbaik untuk kami.. jadi..daripada menangisi apa yang sudah terjadi..lebih baik menyukuri apa yang masih kita miliki eh lebih tepatnya menyukuri apa yang Allah masih pinjamkan kepada kita.. 😘

Syukur

Seminggu post operasi KET.. ibuk dikit2 diingatkan bahwa setiap apa yang ada pada diri kita sesungguhnya hanyalah titipan dari Allah.

Termasuk tuba falopi kiri ibuk. Kini ia telah diambil Pemiliknya..

"Bersyukur masih disisakan tuba falopi kanan", gitu kata ayah Qiyya.