Kamis, 12 September 2019

Terimakasih Pak Habibie

Siapa tak mengenal beliau? Kiprahnya begitu luar biasa di Indonesia dan luar negeri. Saya tahu nama beliau sejak ada lagunya Joshua yang liriknya, "ingin jadi profesor, bikin pesawat terbang seperti Pak Habibi". Sejak saat itu saya tahu bahwa beliau pembuat pesawat. Semakin tahu lagi ketika beliau menjadi Presiden ketiga Republik Indonesia. Kemudian semakin mengidolakan beliau, juga Bu Ainun setelah membaca buku beliau, "Ainun", dan menonton film Habibie dan Ainun.

Apa yang membuat saya begitu terkesan dengan beliau? Ketulusan dan kegigihannya dalam setiap hal. Coba lihat kembali, bagaimana gigihnya beliau "mendapatkan" Bu Ainun. Atau gigihnya beliau membuat pesawat terbang pertama Indonesia. Juga saat beliau berjuang menyelamatkan rupiah kala itu. Kalau bukan karena beliau yang begitu tulus berjuang untuk Indonesia, tidak akan ada cerita Indonesia pernah membuat pesawat terbang sendiri.

Terlintas dalam pemikiranku malam ini. Seandainya saja banyak orang Indonesia yang tulus berjuang untuk negara ini, juga jenius seperti beliau. Mungkin di bandara-bandara Indonesia sudah banyak pesawat buatan Indonesia yang bisa mengantar kita sampai pulau-pulau kecil. Maafkan kami yang tak bisa mengimbangi cara berpikirmu Pak. Ah iya, mungkin juga Indonesia sudah naik peringkat dari negara berkembang menjadi negara maju.

Apa lagi yang khas dari beliau? Apalagi kalau bukan cintanya yang tak lekang waktu pada Bu Ainun. Banyak sekali kisah yang bisa kami ambil dari Pak Habibie dan Bu Ainun. Banyak sekali wanita yang ingin mempunyai pasangan seperti Pak Habibie. Saya pun. Hmm, tapi kemudian ingat, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Juga, dibalik laki-laki sukses ada wanita hebat di belakangnya. Lalu muncul pertanyaan untuk diri sendiri. Apakah saya sudah sebaik Bu Ainun? Sudahkah saya sehebat Bu Ainun dalam mendampingi suami dan anak?

Yang saya ingat dari Bu Ainun adalah, bagaimana beliau tulus ikhlas melepas pekerjaannya sebagai dokter dan mengabdi sepenuhnya untuk keluarganya. Benar-benar menjadi inspirasi saya sehingga saya ikhlas melepas "apotekerku" untuk berjuang pada keluargaku.

Saya begitu merasa kehilangan sekali hari ini. Tak terasa air mata mengalir mendengar televisi mengisahkan kiprah Pak Habibie. Bapak bangsa yang sangat layak untuk dikenang. Terimakasih sudah menjadi teladan untuk saya, Pak Habibie juga Bu Ainun. Semoga Allah mengampuni semua dosa bapak dan ibu dan menempatkan di tempat terbaik di sisi Allah Swt. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar